Pengukuran kadar gula (sukrosa) dengan
metode polarimetri memerlukan bahan penjernih nira atau produk gula lain yang
akan dianalisis. Selama ini bahan penjernih yang di-gunakan adalah timbal
asetat yang di-ketahui bersifat racun kuat yang akumulatif. Penggunaan bahan
ini cukup banyak, tidak kurang dari seratus kilogram per pabrik per musim
giling, sehingga pembuangan limbah akan menimbulkan masalah lingkungan. Di
samping itu, penggunaan timbal asetat mengalami hambatan (proses pe-nyaringan
lama) bila kadar dekstran dalam nira tinggi. Penggunaan Pb-asetat sebagai
penjernih dalam analisis pol (kadar sukrosa) sejak 1990 tidak direkomendasi
oleh International Com-mission for Uniform Method of Sugar Analysis (ICUMSA)
sehingga perlu dicarikan penggantinya.
Telah ditemukan dua alternatif pengganti Pb asetat (ICUMSA) yaitu Aluminium sulfat dan penjernih formula 2 yang masih dalam skala labo-ratorium. Bahan penjernih terdiri dari aluminium sulfat 0,9 M dan NaOH 4,4 M dalam komposisi volume yang sama. Bahan penjernih ini telah di-masyarakatkan dengan nama PSUT 94-1. Bahan penjernih ini telah digunakan antara lain di PG wilayah PT. Perkebunan Nusantara X (Persero), PT. Perkebunan Nusantara XI dan PT. RNI. Penjernih formula 2 tersusun dari poli aluminium klorida dan kalsium oksida. Keunggulan dari formula kedua tersebut adalah tidak bersifat racun, dan dapat digunakan untuk analisis nira yang mengandung dekstran cukup tinggi. Uji coba formula tersebut telah dilakukan di sepuluh pabrik gula di Jawa Timur.
Cara membuat indikator ATB :
a. Alat dan bahan :
b. Cara Kerja :
|
Minggu, 09 September 2012
Penjernih Pengganti Pb-Asetat untuk Pengukuran Kadar Sukrosa
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar